Pemakaian tungku tradisional yang boros
energy (kayubakar) menjadi salah satu penyebab
penggundulan hutan. Selain itu asap yang membumbung membuat kaum ibu dan anak
terserang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Ibu dan anak yang paling
rentan terhadap ISPA karena saat memasak anak kecil bahkan bayi biasanya selalu
bersama ibunya. Meniupkan oxygen untuk memperbesar api dan menghisap udara di
dapur dengan udara yang terpaparasap, ISPA pastilah akrab selain mata yang
perih, sehingga dampak berikutnya adalah menurunnya kemampuan melihat, alias
rabun.
Dapur yang penuh asap sangat tidak nyaman
untuk memasak, apalagi kalau suami pulang, badan masih bau… bagaimana
harmonisasi keluarga akan terpelihara..?
Layout dapur tradisonal dengan
menggantung kayu bakar diatas tungku, sebagai sarana memanfaatkan udara (dan
asap) panas untuk mengeringkan kayu, cara ini dapat menghemat kayu bakar dan
menurunkan sedikit asap karena moisture kayu yang rendah, serta menghemat uang
membeli kayu bakar dan berobat karena ISPA.
Model model tungku yang lebih hemat
energy dengan menambah jumlah perapian atau tandem. Panas yang dihasilkan tidak
langsung terbuang ke udara bebas, namun dapat memanaskan bahan-bahan yang
dimasak atau menghangatkan dan menjaga kehangatan masakan dengan meletakannya
di perapian yang bersebelahan yang disusun secara seri maupun parallel. Model
ini lebih baik lagi dalam penggunaan energy, menurunkan jumlah pemakaian kayu
bakar, dengan dampak ISPA menurun dan penggundulan hutan dapat berkurang.
Tungku dengan saluran pembuangan asap
keluar dari dapur, lebih sehat dan bebas asap. Cerobong asap akan menghantar
asap keluar dari dapur dan pembakaran lebih baik dan terarah.
Ide dasar tungku Rocket yang merupakan
pengembangan dari tungku tiga batu adalah dengan memanaskan aliran udara masuk
keruang bakar (preheating air to combustion chamber)
Tahapan pembuatannya dan penggunaannya
sebagai berikut :
|