Membuat Kompos Skala Rumah Tangga: Mudah

 
Kompos : Pupuk Organik buatan sendiri dijamin lebih bersih. Kenapa? Karena jelas kita tahu  bahan untuk  membuat pupuk tersebut, sampah bersih dari dapur sendiri belum tercemar, tidak sampai membusuk dan belum sempat disambangi lalat itu sebabnya. Kompos yang dihasilkan jika dipergunakan untuk  menanam sayur sebagai lalap mentah, misalnya daun selada, seledri  ketika kita petik dapat langsung kita makan tidak usah merasa khawatir.

Pembuatan Kompos skala rumah tangga ini Mudah, Murah, Ramah Lingkungan  dan tidak berbau.




Keranjang inilah wadah utama membuat kompos,  murah karena hanya belanja keranjang sekali tetapi pemakaian sampai bertahun tahun, plastik tidak mudah rusak.  menurut sumber, plastik sampai empat ratus tahun baru bisa hancur.


Alat-alat yang diperlukan beserta  cara kerjanya:

    - Bantalan sekam 2 buah(untuk dasar keranjang dan penutup keranjang), garpu pengaduk, kain penutup
       keranjang, ditambah lagi Kompos matang sebagai aktivator.

    - Kardus bekas, masukkan kedalam keranjang, untuk melapisi keranjang

    - Masukkan bantalan sekam kedalam Doz yang sudah diletakkan kedalam keranjang

    - Masukkan Kompos matang satu bungkus -/+  4 kg. sebagai starter/aktivator. Catatan: Kompos
       matang(warna hitam sudah berbau tanah/tidak berbau busuk, kalau dipencet hancur. Itulah ciri-ciri
       kompos matang dapat dijadikan aktivator.


Sampah dapur, sisa potongan sayuran, kulit buah (kecuali kulit kacang & kulit  salak),   dan sampah meja (sisa makanan dari meja makan). Bahan sampah tadi potong kecil agar memudahkan penguraian oleh mikroba yang ada dalam kompos matang

Jika makanan berminyak/bersantan sebelum dimasukkan harus dicuci berkali-kali lalu ditiris dahulu. Sampah dapur kulit udang potongan daging, ayam, dan ikan yang berbau hewani dilarang keras dimasukkan ke keranjang. Silahkan masukkan kedalam Lubang Resapan Biopopri


Sampah dapur setelah dimasukkan diaduk merata, agar permentasi berjalan dengan baik.


Kemudian ditutup dengan bantalan sekam, disini Sekam berguna untuk meredam Bau. padahal sampah sayuran jika didiamkan satu malam membusuk mengeluarkan bau tak sedap dan berlendir. Aneh jika masuk kedalam keranjang ini tidak berbau, kalau komposnya ingin wangi masukkan kulit jeruk.



Agar tidak ada binatang kecil misalnya lalat masuk kedalam keranjang, kalau lalat masuk berarti akan bertelur, tetapi kalau prosesnya berjalan dengan benar, suhu didalam keranjang menjadi panas, maka telor binatang kecil perlahan akan segera mati.


Keranjang ini diletakkan diatas bata sebagai tatakan, kemudian diletakkan di tempat banyak mendapatkan sirkulasi udara penuh - Aerob. Tidak boleh terkena matahari langsung dan air hujan.

Pengisian sampah dilakukan setiap hari, tidak lupa harus selalu diaduk ketika selesai mengisi. Proses permentasi terjadi dengan tanda suhu sampah terasa panas. Artinya mikroba bekerja aktif mengurai Sampah/Sukses mengurai sampah. Dalam waktu dua - tiga bulan Kompos sudah dapat dipanen.

Cara memanen kompos, :

   1. Ambil 1/3 bagian paling atas  yang sudah mulai menghitam sisihkan

    2.Kemudian 2/3 bagian bawah dikeluarkan, diayak

    3.Sisa ayakan kasar dapat dijadikan aktivator kembali, masukkan  kedalam Keranjang bersama yang
      sepertiga bagian teratas tadi.

    4. Kardus sudah harus diganti karena  hancur/lapuk.

Nah mudah sekali bukan prosesnya, tidak banyak keluar tenaga, tidak perlu berkeringat, badan tidak berbau, walau menggauli sampah, tetapi menghasilkan kompos  berguna untuk hoby menanam kita, sudah tidak perlu lagi membeli kompos.

Ketika kita berbuat yang  sedikit hanya dengan cara  menangani sampah organik dirumah tangga masing-masing, berarti kita sudah membantu melestarikan Bumi, dengan efek baiknya  begitu banyak,   jelas kita sudah ikut berpartisipasi dalam mengurangi menumpuknya sampah, mengurangi populasi lalat dan mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh sampah, belum lagi kemudian menggunakan Kompos hasil sendiri untuk penghijauan. Yang  jelas sedikit banyak  membantu mengurangi global warming.